" NATO dibentuk pada posisi setelah dari Perang Dunia II, jadi atas dasar tatanan abcd. Apa itu abcd ? America: sebagai security Council, kedua British ini adalah memiliki atas perintah atas tatanan defensil, C - c nya apa ? Canada sebagai negara di bawah Inggris dengan pasukan segala sesuatunya komunal nya. D itu adalah Bandung ...."
Rangga Sasana - mungkin hanya kita anggap orang aneh yang ngomongnya ngawur ! Tapi walau begitu ada beberapa hal yang bisa kita pelajari darinya. Mari kita Ulik ...
Lord Rangga, punya "Frame Control" yang luar biasa ! Sebelum lanjut membahas tentang frame control, Frames ada sebuah konteks yang tak terlihat yang mengatur alur sebuah interaksi, kita bisa mengartikan interaksi adalah sebuah pertukaran frame antara dua orang atau lebih. Biasanya orang yang lebih kuat atau lebih percaya diri yang akan mendominasi sebuah percakapan.
Sebagai contoh kita bakal lebih semangat menjawab pertanyaan dalam sesi wawancara : "Coba ceritakan tentang diri anda ". Ketika dalam sesi wawancara ini lebih berarti daripada interaksi sosial biasa. Karena dalam sesi wawancara si pewawancara memiliki power daripada orang dalam interaksi sosial biasa. Hal ini disebut dengan "ACQUIESCE" yang berarti menerima sesuatu tanpa bantahan.
Siapapun yang bisa mengontrol framenya dialah yang mengendalikan sebuah percakapan. Coba kita analisa percakapan Rangga dalam podcast Deddy Corbuzier.
Coki: "Tapi boleh nggak , Om Dedi nanya-nanya "
Deddy : "boleh boleh boleh "
Coki : " yang aku mau tanya nih sekarang Lord eh teori-teori yang mengatakan bahwa nanti kita akan diserang oleh Monster, salah satunya Titan.."
Rangga : "Usah risau kan itu semuanya..."
Deddy : " kalau bener kalau datang, Gimana ?"
Rangga : " ya kalau masih dunia ini kan ada yang namanya ..Nah ada dua ya satu sistem di PBB pada dua dalam artian ada defend Kansil ada security kansil,"
Disini Coki memulai percakapan dengan mencoba berbicara tentang monster Titan. Bagi anda yg tidak tahu Titan yang dimaksud disini adalah : film anime Jepang Attack on Titan. Ini bisa menjadi sebuah jebakan karena jika Rangga menanggapi hal ini maka dia akan masuk ke dalam jebakan Coki karena jelas-jelas Titan itu kita semua tahu ada sebuah Anime.
Hal ini disebut "Strawman Fallacy " yaitu sesat pikir ketika posisi keyakinan yang seseorang sengaja disalahartikan agar memudahkan untuk bicara.
Yuk coba kita lanjut lagi ocehan Lord Rangga : " kalau berkaitan peperangan ditingkat tatanan di negara-negara konflik dan lain-lain makanya security Council ia polisi dunia bukan jadi polisi kayak seperti kita enggak "
Coki : " berarti Titan bisa di handle oleh sekuriti .."
Rangga : " Bukan Sekurity kancil tapi oleh defens kansil, bertugas untuk mengamankan atas bumi NO SARI SONG "
Disini Rangga melakukan pilihan yang baik dia tidak mengabaikan pertanyaan itu tapi juga tidak masuk dalam jebakan untuk membicarakan tentang titan titan itu. Rangga masih kekeh dalam frame dia, menjawab dengan cara menjelaskan tentang hal yang berhubungan dengan pertanyaan Coki. Disini dia menjawab dengan masalah keamanan dengan sangat baik daripada dia menjawab pertanyaan "Bagaimana mengatasi Titan " yang sekali lagi itu adalah Anime Jepang atau kartun
Rangga : " .. Bentuk dibuat fiksi kan"
Deddy : " tidak tapi masyarakat mulai takut mereka berdua juga ketakutan dengan adanya sosok Titan ya "
Di sini deddy mencoba menggiring lahir Rangga dengan pertanyaan tentang Titan. " Ini kan udah kebukti nih".
Coki: " lagian kita, ekonomi lagi gonjang ganjing kepikiran panik"
Deddy : "Tapi kalau menurut kan kemarin di benteng Victoria Iya benteng jebol resultannya Tinggal beberapa, Nah kira-kira bisa kalau ada defense Council saja segitunya tugas di sana apakah ..."
Rangga : "kita percayakan kepada UN ya , yunited Nation bahwa konteks dan itu kalau tidak ia Sudahlah tapi mereka nggak perlu triliyunan untuk gaji"
Dan ya Rangga tentu tidak masuk ke dalam jebakan itu lagi, dan ini membuat frame Rangga tidak terganggu. Dia masih mengontrol alur pembicaraan dan hal ini terjadi beberapa kali dalamPodcast ini.
Ketika Dedi ngomongin tentang Naruto, tretan menanggapi dengan picollo yang merupakan karakter-karakter anime Jepang.
Tretan :" boleh Oke di Jepang itu kayak Naruto ginilah ini sudah percaya itu adalah gambaran yang bisa di kita di Jepang topikal demikian picolo .. Solo seperti bola ada mandatnya "
Rangga : " ada mandatnya Jepang setelah berhubungan Jepang namanya ni pong Nippon"
Di momen ini tretan menyangka kalau Rangga menyebut picollo itu ada bisa dilihat dari wajahnya yang berkerut namun sangat tidak segampang itu masuk dalam jebakannya. Lagi lagi-lagi dia berhasil menepis dengan baik. Di interview beberapa kali muslim-coki dan Dedi mencoba menggiring Rangga untuk menanggapi hal-hal yang sudah jelas-jelas hanya fantasi seperti karakter kartun di film Anime.
Namun antaranya ini sadar dengan sengaja tidak menanggapi secara langsung, perhatikan, Rangga tidak pernah sekalipun menyebutkan pertanyaan-pertanyaan jebakan yang dilontarkan kepadanya
Rangga : "Ya kenapa muncul Kaisar sekarang ? siapa yang kaisarnya ?
Tretan : " Takeshi "
Rangga : " Kalau namanya negara sudah kalah perang itu habis ya, Jepang kalah perang maka harus Hara kiri "
Deddy : "Kan ada kayaknya Benteng Takeshi itu diserang orang kan banyak banget"
Tretan : " ya itu itu sudah hancur dari hiroshima-nagasaki negara"
Rangga : " Semuanya hancur tetap bawa itu kalah ya kalah, sudah namanya negara kalah tidak boleh muncul lagi "
Tretan : "termasuk masuk Takeshi tadi"
Deddy: "jadi pahlawan bangsa gitu pahlawan dunia "
Rangga : "Pahlawan dunia , dunia ini saya maksud Bandung sebagai pusat dunia. Ada abcd kalau masalah yaitu adalah bagian satu pasukan yang akhirnya dijelasin gak ah ya. American British sudah jangan diulang-ulang bukan abal-abal, ini penting "
Begini statement-statement Rangga selama ini, walau kita merasa itu hanya bualan, tapi jujur deh masih ada sisi diri kita yang bertanya : bagaimana kalau yang dia bilang itu benar ?
Karena statmen itu masih dalam Grey area, kita belum bisa membuktikannya. Setiap kali dia ditanya Apakah klaim-klaim yang dia berikan itu benar ? Dia selalu bisa menjawab dengan cara membuat tanggungjawab pembuktian itu ke orang lain.
Kata lainnya disebut dengan " Burden Of Proof Fallacy" Sesat pikir yang mengklaim suatu yang membutuhkan pembuktian gagal untuk memberikan bukti yang cukup, tetapi lalu menuntut pihak lain untuk memberikan bukti sebaliknya dari hal yang mereka klaim ini
Rangga : " Ini boleh percaya boleh tidak, anggap aja jadi hiburan. Mungkin baik diambil ini biar yang diambil yang baik diambil, ya suka nggak suka kehidupan di dunia harus ada aturan "
Walaupun stepnya seringkali jadi bahan candaan dia tidak pernah menunjukkan rasa tersinggung. Rangga memisahkan pandangannya, apa yang dia percayai dari egonya. Inilah yang membuat banyak orang mulai bersimpati padanya pada akhirnya . Ini mungkin Rangga diundang di podcast deddy untuk dijadikan bahan bercandaan. Namun seperti yang kita lihat itu tidak berhasil karena Rangga berhasil memimpin frame dia dengan baik.
Nah gimana Menurut kalian apakah Rangga ini sadar dengan apa yang dia lakukan ?
Tidak ada komentar:
Tulis komentar